SIHIR

       D i antara hal yang dapat merusak akidah islam adalah sihir. Meski sangat berbahaya karena dapat menggugurkan akidah kita. Namun fenomena sihir tetap merebak dan berkembang di tengah masyarakat islam. Salah satu sebab yang mendorong penyebaran ini adalah ketidaktahuan  sebagian kaum muslimin akan hakikat sihir. MAKNA  SIHIR Sihir diambil dari bahasa arab yang maknanya sesuatu yang lembut dan tersembunyi. Makna lain dari sihir adalah sesuatu yang menipu dan menyakiti, mampu menarik dan memalingkan hati. HAKIKAT SIHIR . Yaitu, segala perbuatan dan ucapan yang dapat memberikan pengaruh buruk dan negatif kepada orang yang terkena sihir secara tersembunyi   dan menipu dengan perantara dan bantuan setan atau jin. Ada dua catatan penting pada hakikat sihir di atas yang perlu diperhatikan: 1. Pengaruh sihir semuanya negatif dan buruk hakekat ini membantah.Anggapan sebagian orang bahwa sihir dapat memberikan dampak positif keburukan dan bahaya sihir ditegaskan oleh Allah  Ta’ala  dengan

HAKIKAT DAN KEDUDUKAN TAUHID



Bab 1

TAUHID



( HAKIKAT DAN KEDUDUKAN TAUHID )

Allooh berfirman :
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku” (QS. Adz-Dzariat  : 6)

ولقد بعثنا فى كل أمة رسولا أن اعبدوا الله و اجتنبوا الطاغوت
Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu, …
(QS. An-Nahl : 36)

وقضى ربك ألا تعبدوا إلا إياه وبالوالدين إحسانا إما يبلغن عندك الكبر أحدهما أو كلاهما فلا تقل لهما أف ولا تنهر هما وقل لهما قولا كريما. واخفض لهما جناح الذل من الرحمة وقل رب ارحمهما كما ربيانى صغيرا.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(QS. Al-Isra’ : 23-23)




واعبدوا الله ولا تشركوا به  شيئا.

“Dan beribadahlah kamu sekalian kepada Allooh (saja) dan janganl ah berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya.” (QS. An-Nisa 36)

قل تعالو أتلوا ما حرم ربكم عليكم, ألاتشركوا به شئا وبالولدين إحسانا, ولا تقتلوا أولادكم من إملاق نحن نرزقكم وإياهم ولا تقربوا الفواحش ما ظهر منها وما بطن ولاتقتلوا النفس التى حرم الله إلا بالحق, ذلكم وصاكم به لعلكم تعقلون(151) ولا تقربوا مال اليتيم إلا بالتى هي أحسن حتى يبلغ أشده, وأوفوا الكيل والميزان بالقسط لاتكلف نفسا إلا وسعها, وإذا قلتم فاعدلوا ولو كان ذاقربى, وبعهد الله أوفوا, ذلكم وصاكم به لعلكم تذكرون (152) وأن هذا صراطى مستقيما فاتبعوه, ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله ذلكم وصاكم به لعلكم تتقون(153)

Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya).*dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.* dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.(QS.Al-An’am : 151-153).

Ibnu Mas’ud –رضي الله عنه- berkata:
“Barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad-صلى الله عليه وسلم-, yang tertera diatas cincin stempel milik beliau, maka supaya membaca firman Allooh Ta’ala: Katakanlah ((Muhammad) :” Marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya…., “dan seterusnya, sampai Firman-Nya: “Sungguh inilah jalan-Ku berada dalam keadaan lurus…” dan seterusnya. ”(Atsar ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, Ibnu Al-Mundzir,dan Ibnu Abi Hatim).

كنت ردف الني صلى الله عليه وسلم على حمار, فقال لى, يامعاذ, أتدرى ما حق الله على العباد وما جق العباد على الله  ؟ قلت : الله ورسوله أعلم, قال : حق الله على العبد أن يعبدوه ولايشركوا به شئا, وحق العباد على الله أن لايعذب من لا يشرك به شئا, قلت: يا رسول الله, أفلا أبشر الناس ؟ قال : لاتبشرهم فيتقلوا (متفق عليه)

“Aku pernah dibonceng oleh Nabi- صلى الله عليه وسلم – di atas seekor keledai. Lalu beliau bersabda kepadaku: Hai Mu’adz, tahukah kamu, apa hak Allooh yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya dan apa hak para hamba yang musti dipenuhi Allooh ? Aku menjawab: Allooh dan Rosul-Nya yang lebih mengetahui. ”Beliau bersabda: Hak Allooh yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nyaialah supaya mereka beribadah hanya kepada-Nya saja dan tidak berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya, sedangkan hak para hamba yangpasti dipenuhi Allooh adalah: bahwa Allooh tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya” Aku bertanya: “ Ya Rosulallooh, tidak perlukah aku kabar gembira ini kepada orang-orang? Beliau menjawab: Jangan kamu menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka, sehingga mereka nanti bersikap menyandarkan diri.(Muttafaqun ‘alaih)


Kandungan bab ini:
1.      Hikmah diciptakannya jin dan manusia oleh Allooh Ta’ala.
2.      Ibadah adalah hakikat tauhid, karena pertentangan yang terjadi[antara Rosululloh- صلى الله عليه وسلم – dengan kaum musrikin ]dalam masalah tauhid ini.
3.      Barang siapa yang belum melaksanakan tauhid ini, belumlah ia beribadah (menghamba) kepada Allooh. Disinilah letak pengertian firman Allooh :
ولا أنتم عبدون ما أعبد(5)                                            

          “ Dan sekali-kali kamu bukanlah penyembah (Tuhan) yang aku sembah
                                          
(QS.Al-Kafiruun :5)
4.      Hikmah diutusnya para Rosul [ialah untuk menyempurnakan tauhid dan melarang syirik].
5.      Pengutusan Rosul telah mencakup seluruh umat.
6.      Bahwa ajaran/ tuntunan para Nabi adalah satu, [yaitu : tauhid (pemurnian ibadah kepada Allooh)]
7.      Masalah besar yaitu: bahwa ibadah kepada Allooh tidak akan dapat terwujud dengan sebenar-benarnya kecuali  dengan mengingkari thoghut. Dan inilah pengertian firman Allooh Ta’ala :

فمن يكفر بالطاغوت ويؤمن بالله فقد استمسك بالعروة الوثقى                                     

Barang siapa yang mengingkari thogut dan beriman kepada Allooh , maka ia benar-benar telah berpegang teguh pada tali yang paling kuat.”(QS. Al-Baqoroh : 256)
8.      Pengertian thoghut bersifat umum meliputi setiap yang disembah selain Allooh.
9.   Ketiga ayat muhkamat yang tersebut dalam surat al-An’am penting kedudukannya menurut kaum salaf, terkandung di dalamnya 10 masalah, yang pertama adalah larangan terhadap perbuatan syirik.
10. Ayat muhkamat yang tersebut dalam surat al-Isro’ mengandung18 masalah, dimulai dengan firman Allooh :
لاتجعل إلها ءاخر فتقعد مذموما مخذولا(22)                                            

Dan janganlah kamu menjadikan bersama Allooh sesembahan yang lain, agar kamu tidak menjadi hina lagi tercela”.(Al-Isro’ :22)

Dan firman-Nya :
لاتجعل إلها ءاخر فتلقى فى جهنم مذموما مخذولا (93)                                           

Dan janganlah kamu menjadikan bersama Allooh sesembahan yang lain, sehingga kamu (nantinya )dicampakkan kedalam neraka Jahannam dalam keadaan tercela lalu dijauhkan (dari rahmat Allooh)”(Al-Isro’ 39)
Serta Allooh mengingatkan kepada kita akan pentingnya masalah-masalah ini dengan firman-Nya :
ذلك مما أوحى إليك ربك من الحكمة                                               
“Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu” (QS. Al-Isro’ 39)

11.  Ayat dalam surah An-Anisa’, disebutkan di dalamnya 10 hak, yang pertama yaitu dengan firman Allooh Ta’ala :
واعبدوا الله ولا تشركوا به شئا

         “Dan beribadahlah kamu sekalian kepada Allooh (saja) dan janganl ah berbuat syirik      
                sedikitpun kepada-Nya.
(QS. An-Nisa 36)

12. Perlu diingat wasiat Rosulullooh-- صلى الله عليه وسلم  disaat akhir hayat beliau.
13. Mengetahui hak Allooh yang wajib kita laksanakan
14.Mengetahui hak para hamba Allooh yang pasti akan dipenuhi-Nya, apabila mereka melaksanakan hak-Nya.
15.  Bahwa masalah ini tidak diketahui oleh sebagian para Sahabat.[1]
16.  Boleh merahasiakan ilmu pengetahuan masalah ini untuk maslahat.
17.Dianjurkan untuk menyampaikan kepada sesama muslim suatu berita yang menggembirakannya.
18.Rosulullooh-- صلى الله عليه وسلمkhawatir terhadap sikap menyandarkan diri terhadap keluasan rahmat Allooh.
19.Jika ditanya tentang sesuatu yang tidak ia ketahui hendaknya mengatakan sebagaimana halnya Mu’adz ketika ia dianya dan ia tidak tahu lalu mengatakan”و الله ورسوله أعلم(hanya Allooh & Rosul-Nya yang lebih mengetahui)
20. Boleh menyampaikan ilmu kepada orang-orang tertentu, tanpa yang lain.
21.Kerendahan hati Rosulullooh-- صلى الله عليه وسلم – karena ketika menunggang keledai, beliau memboncengkan orang lain di belakangnya
22. Boleh memboncengkan seseorang diatas binatang, jika binatang itu kuat.
23. Keutamaan Mu’adz bin Jabal
24. Bahwa tauhid memiliki kedudukan yang sangat mendasar.



[1] Tidak diketahui oleh sebagian besar para sohabat, karena Rosulullooh-- صلى الله عليه وسلمmenyuruh Mu’adz agar tidak memberi tahukannya kepada mereka, dengan alasan beliau khawatir kalau mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allooh  sehingga [berakibat] tidak mau berlomba-lomba dalam mengerjakan amal sholih. Maka Mu’adz pun tidak memberitahukan perihal tersebut kecuali di akhir hayatnya dengan rasa berdosa . Oleh sebab itu, dimasa hidup Mu’adz masalah ini tidak diketahuoi oleh kebanyakan sohabat.

Comments

Popular posts from this blog

MENANGIS KARENA TAKUT KEPADA ALLOH

NABI MEMILIH WAKTU TEPAT DALAM MENGAJAR

SIHIR