SIHIR

       D i antara hal yang dapat merusak akidah islam adalah sihir. Meski sangat berbahaya karena dapat menggugurkan akidah kita. Namun fenomena sihir tetap merebak dan berkembang di tengah masyarakat islam. Salah satu sebab yang mendorong penyebaran ini adalah ketidaktahuan  sebagian kaum muslimin akan hakikat sihir. MAKNA  SIHIR Sihir diambil dari bahasa arab yang maknanya sesuatu yang lembut dan tersembunyi. Makna lain dari sihir adalah sesuatu yang menipu dan menyakiti, mampu menarik dan memalingkan hati. HAKIKAT SIHIR . Yaitu, segala perbuatan dan ucapan yang dapat memberikan pengaruh buruk dan negatif kepada orang yang terkena sihir secara tersembunyi   dan menipu dengan perantara dan bantuan setan atau jin. Ada dua catatan penting pada hakikat sihir di atas yang perlu diperhatikan: 1. Pengaruh sihir semuanya negatif dan buruk hakekat ini membantah.Anggapan sebagian orang bahwa sihir dapat memberikan dampak positif keburukan dan bahaya sihir ditegaskan oleh Allah  Ta’ala  dengan

KISAH ASAL USUL AZAN

 Assalamuálaikum warahmatullohi wabarokaatuh

            Kaum muslimin yang semoga dirahmati oleh Alloh. Adzan merupakan panggilan Alloh bagi hamba-hambaNya dimuka bumi ini untuk melaksanakan kewajiban shalat 5 waktu. Azan termasuk  syiár di dalam agama islam sekaligus menjadi sesuatu yang ditakuti oleh setan dan sekutunya. 

Di dalam al-Qurán Alloh subhanahu wataála berfirman:

وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ ٱتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُونَ

قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ هَلْ تَنقِمُونَ مِنَّآ إِلَّآ أَنْ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيْنَا وَمَآ أُنزِلَ مِن قَبْلُ وَأَنَّ أَكْثَرَكُمْ فَٰسِقُونَ

Artinya:

"Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (melaksanakan) salat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka orang-orang yang tidak mengerti. Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan sebelumnya, sedang kebanyakan di antara kamu benar-benar orang-orang yang fasik?"

(Al-Maida: 58-59)

Nabi sholallohu álaihi wasallam bersabda:

من قال حين يَسْمَع النِّدَاء: اللَّهُم ربِّ هذه الدَّعْوَة التَّامة، والصَّلاة القَائمة، آتِ محمدا الوَسِيلَة والفَضِيلة، وابْعَثْه مَقَامًا محمودًا الَّذي وعَدْتَه، حلَّت له شَفَاعَتِي يوم القيامة

Artinya : 

"siapa saja yang berdoá ketika mendengar seruan azan;"Ya Alloh tuhan seruan yang sempurna dan shalat yang didirikan ini, aberikanlah kepada Muhammad washillah dan fadhilah, naikkanlah ia pada kedudukan yang terpuji yang Engkau janjikan. Orang yang berdoa dengan demikian berhak mendapatkan syafaatku pada hari kiamat."
(HR. Bukhari)

LAFAL AZAN 

(٢x) اَللهُ اَكْبَرُ،اَللهُ اَكْبَرُ 
(٢x) أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ
(٢x) اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
(٢x) حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
(٢x) حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
(١x) اَللهُ اَكْبَرُ ،اَللهُ اَكْبَرُ
(١x) لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ

Alloh Maha Besar, Alloh Maha Besar. 2x

Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Alloh 2x

Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Alloh. 2x

Marilah kita shalat 2x

Marilah kita menuju kebahagiaan 2x

Alloh Maha Besar, Alloh Maha Besar

Tiada Tihan selain Alloh


 Setiap kita mendengar seruan azan yang dikumandangakan  muazin, hendaknya kita mengucapkan lafadz yang sama sebagaimana lafaz yang dikumandangkan oleh muazin. kecuali pada lafadz :

                                  حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ   dan lafaz   حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ   

Maka hendaknya yang mendengar itu mengucapkan 

ِلَا حَولَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِالله
"Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Alloh." (HR. al Bukhari)

-Membaca doa, 
اللّهُمَّ رَبَّ هذه الدَّعوَة التَّامَّة وَالصَّلَاة القَائمَة آت مُحَمَّدًا الوَصيلَةَ وَالفَضيلَة وَابعَثهُ مَقَامًا مَحمُودًا الَّذي وَعَدَه

"Ya Alloh Tuhan seru yang sempurna dan shalat yang didirikan ini, berikanlah washilah dan fadhilah kepada Muhammad sholallohu 'alaihi wasallam, naikkanlah ia kepada kedudukan yang terpuji yang Engkau janjikan."


LAFAL IQOMAH

   اَللهُ اَكْبَرُ ،اَللهُ اَكْبَرُ
  أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ
 اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
 حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
  حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ
قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةِ، قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةِ 
   اَللهُ اَكْبَرُ ،اَللهُ اَكْبَرُ
   لاَ إِلٰهَ إِلَّااللهُ

Alloh Maha Besar, Alloh Maha Besar.

Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Alloh, saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Alloh.

Marilah kita shalat, marilah kita menuju kebahagiaan 

Shalat telah didirikan, shalat telah didirikan.

Alloh Maha Besar, Alloh Maha Besar.

Tiada Tuhan selain Alloh


ETIKA AZAN

1) Hendaknya seorang muadzin suci dari hadats dan menghadap qiblat

2) hendaknya saat adzan memasukkan kedua jarinya ketelinga

3) Hendaknya menengok kekanan saat melafazkan  

 حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ

Dan menengok ke kiri saat melafzkan kata, 

حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ

4) Pelan-pelan ketika azan dan bersegera dalam iqomah

5) berdoa dengan bacaan yang dibaca oleh muazin (orang yang mengumandangkan iqomah) kecuali pada bacaan,

 حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ
  حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ


Kita membaca,

لَا حَولَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِالله

6) berdoa sesudah azan


KISAH ASAL-USUL AZAN

            Dahulu kala ada seorang sahabat bernama Abdulloh bin Zaid rodhiyallohu 'anhu yang bermimpi dalam tidurnya melihat seorang laki-laki membawa lonceng, maka ia bertanya kepadanya, "Apakah kamu menjual lonceng tersebut?" Ia menjawab, "Untuk apa kamu membelinya?" Sahabat tersebut menjawab, "Untuk seruan shalat," ia berkata, "Tidakkah kamu ingin saya tunjukkan cara yang lebih baik daripada itu?" Sahabat menjawab, "Ya..."  maka ia mengumandangkan azan kemudian iqomah.

            Keesokkan harinya, sahabat tersebut menceritakan mimpinya tersebut kepada Nabi sholallohu 'alaihi wasallam. Nabi Muhammad sholallohu 'alaihi wasallam menjawab, "Sesungguhnya mimpi tersebut adalah benar in syaa Alloh. Maka laksanakanlah bersama Bilal, ceritakanlah mimpimu itu padanya agar ia azan dengan kalimat yang ada dalam mimpimu tersebut, karena sesungguhnya suaranya lebih bagus daripada suaramu." Sahabat tersebut melaksanakan perintah Nabi dan ketika Bilal berazan tiba-tiba Umar bin al khaththab datang tergopoh-gopoh dari rumahnya dan berkata kepada Nabi, "Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, sesungguhnya aku telah bermimpi sebagaimana yang aku lihat, maka Nabi berkata, "Segala puji bagi Alloh."  (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah dan At Tirmizi dan mengatakan hadits hasan shahih)





Comments

Popular posts from this blog

MENANGIS KARENA TAKUT KEPADA ALLOH

NABI MEMILIH WAKTU TEPAT DALAM MENGAJAR

SIHIR